DAD Kab. Sanggau Gelar Ritual Adat Nosu Minu Podi Dan Mpokant Podagi

Sanggau – Secara sederhana namun tidak mengurangi makna, Gawai Dayak XVI tahun 2020 ditiadakan karena situasi Pandemi Covid-19, meskipun demikian Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Sanggau tetap menggelar Ritual Adat Nosu Minu Podi (Memanggil Semangat Padi) dan Ritual Adat Mpokant Podagi (Memberi Makan Pedagi/Leluhur) pada Selasa (7/7/2020).

Ritual Adat Nosu Minu Podi dilaksanakan di salah satu Bawas (Bekas Ladang) masyarakat Dusun Sanjan Desa Sungai Mawang Kecamatan Kapuas, kemudian semangat Padi tersebut dibawa dan disimpan di Jurong (Lumbung Padi) di Dekat Rumah Betang, sedangkan Ritual Adat Mpokant Podagi dipusatkan di rumah Betang Raya Dori’ Mpulor sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen padi masyarakat tahun ini.

Sekjen DAD Urbanus,S.Sos dalam laporannya mengatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan hasil rembuk bersama Dewan Penasehat, Dewan Pertimbangan dan Ketua DAD maka diputuskan Gawai Dayak Kabupaten Sanggau tahun ini ditiadakan namun ritual adat tetap di gelar meskipun sederhana tetapi tidak mengurangi makna terlebih tetap mengikuti Protokol Kesehatan Pemerintah.

Ketua DAD Kabupaten Sanggau Drs.Yohanes Ontot, M.Si dalam kesempatan yang sama mengungkapkan bahwa inti dari Gawai Dayak itu sendiri adalah Ritual Adat (Nosu Minu Podi) sedangkan kegiatan Budaya atau Perlombaan-perlombaan adalah bagiannya.

Selanjutnya untuk menjaga dan melestarikan hal tersebut merupakan tanggung jawab kita bersama, yakni seluruh masyarakat Adat Dayak itu sendiri, sebagai upaya pelestarian adat dan tradisi leluhur secara turun temurun sehingga tidak hilang dari peradaban dunia.

“Setiap peserta yang hadir mengikuti ritual adat wajib untuk mengikuti Protokol Kesehatan seperti menggunakan masker, mencuci tangan, pemeriksaan suhu tubuh dan menjaga jarak, hal itu dilakukan untuk mencegah dan menghindari penyebaran Covid- 19” ungkapnya.

Disamping itu, hal serupa diungkapkan oleh Bupati Sanggau Paolus Hadi, S.IP, M.Si bahwa inti dari gawai Dayak adalah Nosu Minu Podi itu sendiri, sebagai ungkapan syukur kita kepada Sang Pencipta atas apa yang kita peroleh dalam kurun waktu satu tahun lamanya terutama hasil panen padi yang diperoleh tahun ini, sedangkan kegiatan Budaya seperti Perlombaan-perlombaan merupakan bagiannya selain untuk memeriahkan kegiatan Gawai Dayak juga untuk melestarikan adat dan budaya yang kita miliki sekaligus guna memperkenalkan budaya kita kepada orang lain/dunia luar.

“Selanjutnya kenapa Gawai Dayak ke-16 tidak kita laksanakan tahun ini seperti Tahun-tahun sebelumnya dan hanya menggelar ritual adat saja, tentu hal ini perlu kita ketahui bersama bahwa kegiatan yang melibatkan orang banyak itu tidak di perbolehkan guna untuk memutuskan mata rantai penyebaran Covid- 19 yang sedang melanda dunia saat ini termasuklah di wilayah Kabupaten Sanggau”ungkap PH sapaan akrab Bupati Sanggau.

PH juga menambahkan bahwa Sanggau saat ini zona kuning dan hampir memasuki zona orange terkait penyebaran Covid-19, hal itu karena bertambahnya pasien terkonfirmasi Covid- 19 dan bertambahnya Orang Tanpa Gejala (OTG) di Kabupaten Sanggau, untuk itulah kita diajak bersama, patuhi Protokol Kesehatan Pemerintah agar dapat memutuskan mata rantai penyebaran Covid- 19 di daerah kita ini, dan kita banyak berdoa agar wabah virus tersebut cepat berlalu.

“Dengan ritual adat yang kita laksanakan ini hasil panen padi masyarakat lebih baik lagi dan kegiatan Gawai Dayak tahun depan bisa kita laksanakan dengan meriah” Harap PH.

Dalam menghadiri kegiatan Nosu Minu Podi, Bupati Sanggau dan Wakil Bupati Sanggau yang juga adalah Ketua DAD Kabupaten Sanggau melakukan penanaman pohon di kawasan Rumah Betang Raya Dori’ Mpulor, kemudian rangkaian kegiatan diakhiri dengan ramah tamah.

Penulis : Sukardi

1080 615
Ketikkan kata pencarian

Hak cipta milik Diskominfo Kabupaten Sanggau

Send this to a friend