SANGGAU, Ribuan umat katolik kota sanggau mengikuti misa rabu abu untuk mengawali masa puasa dan pantang memasuki masa prapaska, rabu (14/2/2018) di paroki katedral keuskupan sanggau.
Dihari dan tanggal yang sama, seluruh umat katolik didunia melaksanakan misa rabu abu dalam rangka memasuki hari pertama puasa dan pantang untuk memulai masa tobat dan akan berlangsung selama 40 hari lamanya.
untuk itu, maka tema perenungan dari Sabda Tuhan menyadarkan orang kristiani untuk memahami sakramen pembaptisan dan pertobatan yang sifatnya individu dan sosial sebagai umat atau gereja supaya masa prapaska dapat dirasakan sebagai sebuah retret agung selama 40 hari.
Berikut mengenai derma. Derma merupakan suatu bentuk karya amal kasih kepada sesama terutama diperuntukkan bagi mereka yang berkekurangan. Tuhan sendiri telah memberikan segalanya kepada kita dan tugas kita adalah memperhatikan saudara yang lain tanpa menuntut balas atau menceritakan besarnya karya amal yang diberikan kepada orang lain.
Selanjutnya mengenai doa. Orang tidak harus pamer diri supaya diketahui sebagai orang beriman. Ini adalah bentuk kesombongan rohani. Doa adalah persatuan atau relasi yang intim antara diri pribadi dengan Tuhan. Iman adalah anugerah pribadi dari Tuhan bagi setiap pribadi maka lakukanlah secara pribadi.
Manusia mudah sekali jatuh dalam dosa kesombongan. Orang dapat berderma, berdoa dan berpuasa tetapi tantangan manusiawinya adalah dapat membuat orang menjadi sombong, munafik dan bahkan lebih populer dari Tuhan. Maka untuk itu nasihat buat kita, lakukanlah semuanya dengan sembunyi karena Tuhan di surga melihat yang tersembunyi dan membalasnya.
Lebih lanjut, satu tanda simbolis yang hari ini kita terima adalah abu. Abu yang diterima mengingatkan kita pada beberapa hal berikut: Pertama, Abu mengingatkan bahwa kita adalah orang berdosa. Meskipun kita sudah menjadi anak Allah melalui sakramen pembaptisan tetapi pada saat ini kita masih berada di dunia yang berdosa. Abu adalah debu yang tak bernyawa. Sejauh ini kita masih memiliki kecenderungan untuk ingat diri dan berdosa. Kita juga menjadi debu yang tak bernyawa. Dosa memisahkan kita dengan Allah sebagai sumber kehidupan. Dialah yang menebus dan memberikan hidup kekal kepada kita.
Kedua, abu mengingatkan bahwa dosa-dosa, tindakan-tindakan mementingkan diri telah menimbulkan kerusakan tertentu di dalam hidup kita. Abu berasal dari daun-daun palem yang dipakai pada hari minggu palma tahun yang lalu. Daun Palma dipakai orang-orang zaman dahulu untuk mengelukan Kristus yang masuk ke Yerusalem sebagai Raja. Ia telah menenangkan dosa. Ingatlah bahwa ternyata dosa-dosa telah menghilangkan kemenangan Kristus di dalam diri kita. Dosa-dosa menghancurkan hidup yang Tuhan kehendaki bagi kita. Ketiga, abu mengingatkan kita bahwa meskipun kita memiliki banyak dosa, masih memiliki sifat sifat egois tetapi Tuhan Allah tidak pernah melupakan kita. Tugas kita adalah mewartakan kerajaanNya. Ia juga tetap menghendaki kita sebagai utusanNya.
Penulis : Sukardi